Oleh: Uki M Kurdi, Direktur Tribun Kaltim (Sumber)
SELAMAT hari Jumat. Marilah kita saling mengingatkan untuk dapat mencapai pribadi yang muttaqien. Yaitu pribadi mulia yang secara istiqomah (konsisten) selalu menggapai derajat takwa yang berkualitas. Salah satu indikator takwa berkualitas bisa diukur dari sejauh mana kita selalu bertasbih (membenarkan kebesaran Allah ta'ala).
Dalam kurun sepekan yang lalu, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dihebohkan oleh dua fenomena alam yang misterius. Dalam bahasa populer fenomena itu disebut crop circle (pola lingakaran tanaman yang teratur). Crop circle pertama terjadi sebuah hamparan sawah padi di Kabupaten Sleman, dan dua hari kemudian muncul lagi di Bantul.
Ada yang menganggap terjadinya crop circle disebabkan oleh pendaratan UFO (Unidentified Flying Object). Juga ada yang mayakini bahwa setiap crop circle mengandung arti tertentu atau pesan khusus yang disampaikan makhluk asing luar angkasa. Tapi ada pula kelompok masyarakat tertentu yang tidak percaya pada fakta crop circle terkait dengan UFO, mereka mayakini itu sebagai ulah tangan manusia.
Dalam konteks masyarakat madani secara internasional, pro-kontra menyangkut UFO memang belum tuntas hingga hari ini. Sebagian ilmuwan yang tidak percaya pada UFO karena mereka berpegang pada kaidah-kaidah ilmiah. Yang disebut ilmiah bagi mereka adalah segala sesuatu --tentang alam-- yang bisa dibuktikan secara faktual-empirik. Sejauh ini keberadaan UFO memang belum bisa dibuktikan secara faktual-empirik.
Sedangkan bagi ilmuwan modern yang percaya bahwa fenomena UFO juga masuk dalam kategori ilmiah, karena mereka berpegang pada prinsip-prinsip ilmiah yang lain. Prinsip itu menyebutkan bahwa sesuatu fenomena alam bisa pula disebut ilmiah asal bisa dibuktikan kebanarannya dengan pembuktian yang nonfaktual-empirik.
Bagi saya, kedua aliran ilmiah tersebut sama-sama benar dalam melihat fenomena UFO. Karena, ilmu pengetahuan memang selalu berpegang pada prinsip bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, kebenaran itu sangat bersifat relatif. Yang penting bagaimana kita menggunakan akal pikiran yang diberikan oleh Allah SWT untuk menguak seluruh potensi alam ciptaan Tuhan --termasuk yang masih tergolong misteri-- agar iman dan takwa kita semakin berkualitas.
Pertanyaannya bagimanakah Islam memandang UFO? Mohon maaf, sama sekali tidak dengan niatan untuk merendahkan ajaran agama-agama lain, namun saya bisa sampaikan bahwa beruntunglah mereka yang beragama Islam, dalam konteks menyikapi polemik ilimah tentang makhluk yang dalam khazanah ilmiah disebut 'benda terbang tak teridentifikas'i tersebut.
Setidaknya ada dua alasan untuk mengatakan bahwa umat Islam sejatinya sangat siap untuk menerima dan mengakui fenomena UFO. Alasan pertama, dari sisi iman. Kita --umat Islam-- diajarkan dengan dua prinsip yaitu makhluk dan kholik. Tuhan Yang Maha Esa adalah Sang Kholik (Pencipta). Di luar itu, seluruh yang ada di bumi dan langit adalah makhluk. Jadi, UFO entah dia itu makhluk luar angkasa atau makhluk bumi, tetap saja adalah makhluk Tuhan.
Alasan kedua, al-Quran sangatlah lengkap memberikan petunjuk-petunjuk tentang adanya makhluk yang hidup di luar bumi, yang tentunya bermakna dia bukanlah sejenis manusia. Tidak saja tentang eksistensi makhluk yang hidup di luar bumi, al-Quran juga memberi petunjuk-petunjuk tentang kendaraan yang digunakan oleh makhluk-makhluk tersebut.
Dalam perspektif ini tentunya UFO bisa kita kategorikan sebagai makhluk Tuhan di luar manusia yang hidup di suatu tempat, entah di luar angkasa sana atau mungkin di bumi. Allah SWT berfirman, "Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah menciptakan langit dan bumi. Dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS 42:29)
Yang jelas, kita umat Islam memang diwajibkan untuk percaya pada hal-hal yang nyata dan yang ghaib. Hal-hal yang ghaib misalnya makhluk yang kasat mata seperti malaikat, setan, jin, dan dajjal. Bila manusia diciptakan Tuhan dari tanah, malaikat dari cahaya, maka jin dan setan diciptakan Allah dari api.
Secara ilmiah kita bisa mengkritisi bahwa makhluk Allah yang terbuat dari cahaya dan api tentunya memiliki hukum-hukum tersediri yang terkait dengan alam semesta. Argumen ini untuk menegaskan bahwa manusia hanya bisa hidup dengan mudah di bumi. Malaikat, bisa hidup di bumi dan langit. Sedangkan setan dan jin bisa hidup di bumi dan mungkin saja bisa hidup di luar bumi.
"Kepada Allah sajalah bersujud semua makhluk hidup yang berada di langit dan di bumi dan para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (QS 16:49) Lantas, bagaimanakah halnya dengan polisi yang saat ini menyibukkan diri dengan mencari-cari calon terdakwa yang diduga telah merusak tanaman padi di sawah petani korban crop circle? Dari semangat ilmiah dan tuntunan ajaran Allah SWT, kiranya tindakan polisi itu tergolong negatif.
Kenapa? Karena sesungguhnya kita bisa merujuk fenomena crop circle di Sleman dan Bantul tersebut dari sisi positive thinking. Artinya mungkin saja itu hasil karya makhluk luar angkasa UFO yang sedang mengajarkan kepada kita semua untuk selalau bertasbih kepada Allah SWT.
"Bertasbihlah bagi-Nya planet-planet, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Bahwa mereka itu hanya tasbih dengan memuji Dia, tetapi kamu tidak mengerti caranya mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS 17:44)
Jadi, marilah kita jadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang tidak malas berpikir. Apalagi mayoritas penduduk bangsa ini adalah muslim yang ajaran agamanya sangat mendorong untuk membuka ruang bagi tumbuh dan berkembangnya kajian-kajian ilmiah termasuk kajian atas fenomena segala makhluk Tuhan yang ghaib, semacam UFO misalnya.
Pembaca yang saya hormati. silakan melanjutkan membaca berita-berita sajian Tribun Kaltim edisi hari ini. Kami berharap kiranya sajian kami selalu menjadi inspirasi untuk kemajuan masyarakat Kaltim di segala bidang. Termasuk menjadi inspirasi bagi tumbuh dan berkembangnya iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang berbasis pada iman dan takwa.
Salam. (*)
Editor : Fransina
Sumber : Tribun Kaltim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar