Bali gelap gulita di malam Nyepi Caka 1932 (16 Maret 2010), akibatnya langit semarak bertabur bintang. Pada saat seperti inilah, anomali yang muncul di langit akan lebih mudah teramati; saat yang tepat untuk berburu UFO.
Kesempatan langka yang hanya muncul setahun sekali di Bali ini, adalah suasana yang umumnya hanya bisa didapatkan di daerah sangat terpencil tanpa ada gangguan cahaya terrestrial, yang bahkan Observatorium Bosscha di Lembang saja tidak bisa nikmati.
Niatnya nggak muluk-muluk, sekedar mencari sesuatu yang jauh-jauh saja tapi masih bisa diperhatikan jelas; seperti yang pernah teramati dari Cikajang, Garut tahun 1999 silam, atau sukur-sukur se-heboh penampakan di lokasi sama pada tahun 2007 lalu. Sekaligus membuktikan kepenasaran juga sih, apakah saat ini masih ada UFO melintasi langit Pulau Dewata ini?
Tiga Penampakan UFO
Hasilnya ternyata lumayan, semenjak matahari tenggelam penuh dan langit gelap total, hingga sebelum adzan Isya berkumandang pun*, sudah teramati 3 penampakan UFO dalam wujud bintang bergerak, atau mengacu pada sistem klasifikasi Hynek; Nocturnal lights. Satu diantaranya disaksikan bareng isteri.- Penampakan pertama berwujud titik sinar putih terang bergerak cepat dari puncak langit kearah timur laut, dengan lintasan lurus agak melengkung dan kecepatan konstan; lalu tidak teramati lagi ketika mendekati kaki langit karena perhatian tertuju pada penampakan kedua yang baru berlangsung.
- Penampakan UFO kedua berawal dari puncak langit agak ke Utara, terlihat lebih tinggi daripada yang pertama, berwujud sinar merah redup yang berubah menjadi putih, lalu merah meredup lagi; bergerak kearah Timur dengan lintasan busur yang ireguler dan beberapa kali mengubah kecepatan; menghilang dari pandangan karena posisi akhir terhalang bangunan.
- Yang ketiga, terhitung rada "berani" karena terlihat berada cukup dekat di kaki langit, muncul tiba-tiba di langit barat daya, mungkin dari langit diatas Tanjung Benoa atau lebih jauh lagi, tapi yang pasti dari area di arah antara Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa; kecepatan tinggi dengan obyek memancarkan sinar berwarna putih terang, lintasan datar kearah Selatan lalu tiba-tiba saja menghilang di tengah langit.
Kecepatan obyek pertama kalau dibandingkan pesawat jet komersial yang beberapa kali melintas, adalah kira-kira sekitar 4-5 kalinya; maka jika kecepatan jelajah rata-rata pesawat jet komersial adalah 950 Km/jam** maka perkiraan kecepatan obyek yang teramati tersebut adalah sekitar Mach 4 (empat kali kecepatan suara). Namun kalau ketinggian jelajah nya ternyata lebih tinggi lagi dari ketinggian penerbangan komersial (30.000 kaki**), berarti kecepatannya juga lebih tinggi lagi daripada itu.
Kecepatan obyek kedua sedikit lebih lambat, namun perkiraan jarak juga lebih jauh. Sedangkan kecepatan obyek ketiga sangat cepat, tapi dengan jarak yang diperkirakan jauh lebih dekat dibandingkan kedua obyek sebelumnya.
Tidak ada awan sama sekali pada jam itu, dan barulah setelah sekitar sejam berlalu tanpa penampakan lain, terlihat awan tipis mulai menyelimuti langit, dan perburuan pun dihentikan.
Sempat berburu lagi dua kali beberapa jam sebelum terbit fajar, namun tidak ada penampakan lagi, hanya dua kali melihat bintang jatuh. (bay)
* Yupp, di lingkungan tempat kami, walaupun ini Hari Raya Nyepi, mesjid masih boleh mengumandangkan Adzan; salut dengan toleransi nya warga Bali
** Sumber: Tata Operasi Darat
+ image dari: http://www.yeoldeufostore.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar