Kamis, 04 Februari 2010

Ufologi itu Pseudoscience?

Catatan: Tulisan ini awalnya dibuat untuk menanggapi postingan M. Irfan, director of Ufonesia, di ajang ulangtahun ke-dua Ufonesia; namun setelah ditelaah ulang, kelihatannya materi yang dibahas perlu dipersembahkan untuk konsumsi publik yang lebih luas juga. Jadi, silakan dibaca dan dikomentari

Dear Irfan, selamat untuk ulangtahun ke-2 Ufonesia

Saya mau komentar sedikit mengenai pelabelan Ufologi sebagai "pseudoscience", supaya mereka yang tertarik pada topik Ufologi tidak lantas salah paham, pun yang sudah "didalam" tidak mendapatkan label yang keliru.

Untuk dikategorikan sebagai science, maka Ufologi memang akan terbentur dengan metodologi ilmiah baku yang menuntut adanya atribut ataupun bukti yang bisa diukur dan diuji, serta direplikasi hasil penelitiannya melalui rangkaian eksperimen. Ufologi tidak bisa mengikuti proses ini sepenuhnya, karena ke-eksklusifan sifat UFO itu sendiri yang tidak memungkinkan didapatnya sample ataupun pengukuran, terhadap teori-teori Ufologi yang diajukan.

Namun demikian, penggunaan istilah "pseudoscience" pada Ufologi itu salah kaprah dan menyesatkan, karena memberikan konotasi yang negatif; seakan topik UFO ini dibuat sengaja untuk menyesatkan, serta tidak bisa ditelaah secara ilmiah sama sekali; padahal J. Allen Hynek berhasil menerapkan metode ilmiah ini pada pengujian kasus penampakan UFO, sedangkan pada banyak kasus penyelidikan, lebih sering terjadi adalah metode dan toolsnya yang tidak memadai. Penyematan istilah "pseudoscience" pada Ufologi ini sendiri biasanya dicetuskan oleh mereka yang tidak sekedar skeptic, namun juga antipati terhadap eksistensi UFO; mereka yang tanpa melirik bukti-bukti yang ada pun sudah berani mengklaim bahwa UFO tidak mungkin ada.

Istilah yang kelihatannya lebih tepat, kalaupun memang mau mengkotakkan diri, adalah "Protoscience"; science yang masih dalam tahap pengembangan dan belum baku. Namun biasanya, karena mencakup topik yang sangat beragam mulai dari teknologi, sejarah, exopolitics, conspiracy theory, parapsikologi, maka Ufologi lebih sering melabel disiplin ilmunya sebagai "study"; istilah yang netral, dan memang itulah yang selama ini Ufologi lakukan: mempelajari UFO dan hal-hal yang melatarbelakangi atau terkait dengannya.

Tapi bagaimanapun kategorisasi Ufologi ini, yang pasti jangan pernah terjebak pada bingkai atau hal-hal yang superfisial; kita nggak berusaha untuk menjadi materi kurikulum 9 tahun, tapi perhatian harus tetap diberikan pada penyebaran informasinya. Contohnya baik BETA-UFO (SBY), maupun Grey Race Foundation (BDG) sudah berkali-kali mengadakan event terbuka yang mendidik mengenai fenomena UFO ini bagi murid-murid sekolah. Banyak penulis topik UFO di tanah air juga terus berkarya walaupun kompensasi dari sisi finansial pastinya tidak terlalu melegakan hati.

Karya apa yang bisa kita sumbangkan? Itu yang lebih penting kita pertanyakan.

Selamat berkarya

Salam,

Bayu Amus
Ufosiana - http://ufosiana.blogspot.com