Secara penggolongan, awan terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan ketinggian sebagai berikut:
- Awan Tinggi, terletak antara 6.000 m hingga 13.000 m:
- Cirrus
- Cirrocumulus
- Cirrostratus
- Awan Sedang, terletak antara 2.000 m hingga 6.000 m:
- Altocumulus
- Altostratus
- Awan Rendah, terletak dibawah 2.000 m:
- Stratus
- Stratocumulus
- Nimbostratus
- Awan Vertikal, dengan ketinggian antara 0 m hingga 13.000 m:
- Cumulus
- Cumulonimbus
- Contrails; jejak awan akibat semburan gas dari pesawat jet
- Lainnya:
- Lenticular; bentuk awan mirip lensa yang terbentuk karena angin turun di sisi gunung, sering disangka sebagai UFO.
- Billow / Kelvin-Helmholtz; awan yang terbentuk karena gesekan antara dua lapisan udara paralel yang berbeda arah.
- Mammatus; bentuk2 menggantung mirip kantung2 payudara pada bagian bawah awan Cumulonimbus
- Orographic Stratus / Banner Clouds; awan yang terbentuk karena desakan dari contour permukaan bumi
- Pilleus; smooth capping clouds
- Khusus daerah Kutub:
- Polar Stratospheric / Nacreous
- Polar Mesospheric / Noctilucent
- Kejadian khusus:
- Pyrocumulus; awan yang terbentuk karena api, lazim ditemui di lokasi-lokasi kebakaran hutan.
KH instability, kasus yang cukup umum. :-)
BalasHapusmas indra meteorolog atau pilot? =)
BalasHapusHahaha... bukan dua2nya. Tapi kebetulan memang topik itu pernah saya pelajari. Dua tahun yang lalu saya ikut winter school di Jepang, dan grup saya melakukan simulasi tentang KH instability. :-)
BalasHapushmm? simulasinya gimana? yang harus diperagakan ini dua lapisan udara kan?
BalasHapusKH instability terjadi di banyak tempat, termasuk di atmosfer bintang. Simulasi yang dilakukan oleh grup saya hanya menguji kestabilan sistem dengan model magnetohydrodynamic (MHD) yang dikembangkan oleh tim Jepang.
BalasHapusIni saya ambilkan dari abstrak paper beberapa tahun sebelumnya, yang menjadi ide dasar simulasi grup saya di Jepang. Paper aslinya bisa dilihat di,
BalasHapushttp://arxiv.org/abs/astro-ph/0309033v1
The Kelvin-Helmholtz (KH) and tearing instabilities are likely to be important for the process of fast magnetic reconnection that is believed to explain the observed explosive energy release in solar flares. Theoretical studies of the instabilities, however, typically invoke simplified initial magnetic and velocity fields that are not solutions of the governing magnetohydrodynamic (MHD) equations. In the present study, the stability of a reconnecting current sheet is examined using a class of exact global MHD solutions for steady state incompressible magnetic reconnection (Craig & Henton 1995). Numerical simulation indicates that the outflow solutions where the current sheet is formed by strong shearing flows are subject to the KH instability.
Kalo awan2 aneh seprti lurus, berbentuk cendawan yang kaya pernah kita liat, apa mungkin bekas perjalanan "mereka" juga?
BalasHapusyang lurus itu disebutnya "vapor trail", alias jejak pengembunan > biasanya akibat gas panas buangan mesin jet yang bikin jejak awan
BalasHapuskalau yang kita liat waktu itu, yang bentuknya mirip cendawan nuklir, kayaknya sih Cumulo Nimbus de, walaupun spektakuler sekali ngeliat dia tumbuh secepat dan sebesar itu ya?