Kebenaran Ada di Luar Sana...
Kompas/Priyambodo/Kompas Images
DAHONO FITRIANTO
Komunitas BETA-UFO Indonesia.
Minggu, 20 januari 2008 | 10:51 WIBDAHONO FITRIANTO
Pernah melihat UFO? Atau diculik ”alien”? Tapi Anda kemudian diolok-olok saat menceritakan hal itu? Jangan khawatir, Anda tidak sendiri....
Sebaris kalimat itu menjadi semacam semboyan atau tag line di brosur komunitas BETA-UFO, sebuah komunitas pengamat fenomena benda terbang tak dikenal (disingkat UFO-unidentified flying object atau benda terbang aneh—BETA—dalam bahasa Indonesia). Tanpa banyak diketahui orang, komunitas tersebut telah aktif mengamati fenomena UFO selama sepuluh tahun belakangan ini.
Nur Agustinus (41), salah seorang pendiri komunitas ini pada 26 Oktober 1997, mengatakan, BETA-UFO adalah komunitas yang serius mengamati fenomena UFO dengan mencatat, menyelidiki, dan menyusun laporan penampakan atau pengalaman yang berhubungan dengan UFO di seluruh Indonesia. ”Tujuannya adalah untuk edukasi publik. Jadi kami bukan kelompok pemuja UFO atau UFO cult,” kata Nur, yang sehari-hari berprofesi sebagai psikolog di Surabaya ini.
Komunitas tersebut saat ini memiliki dua ajang komunikasi, yakni melalui laman mereka di www.betaufo.org dan milis yang beralamat di beta-ufo@yahoogroups.com. Hingga hari Sabtu (19/1), anggota milis tersebut telah mencapai 596 orang dan bertambah terus tiap hari.
Nur dan BETA-UFO sempat menerbitkan majalah INFO UFO, tetapi tak bertahan lama karena kekurangan tenaga redaksi dan dana. Untuk memperingati ulang tahun ke-10 komunitas BETA-UFO, akhir tahun lalu, mereka juga menerbitkan buku berjudul Satu Dekade Perjalanan Komunitas BETA-UFO Indonesia Melacak Fenomena UFO.
Buku yang ditulis Nur dan rekannya sesama anggota BETA-UFO, Gatot Tri R (31), itu diterbitkan sendiri dengan dana patungan dari anggota lain.
Laporan UFO
Segala informasi berkaitan dengan UFO dapat ditemukan pada laman, milis, dan buku tersebut, mulai dari laporan-laporan penampakan UFO, jenis-jenis UFO, sampai usaha untuk menjelaskan apa sebenarnya UFO dan dari mana dia berasal. Di www.betaufo.org, misalnya, orang dapat melihat berbagai foto dan laporan penampakan UFO terbaru dari seluruh Indonesia.Dalam situs tersebut juga disediakan formulir khusus untuk melaporkan penampakan UFO. ”Sebenarnya, banyak penampakan UFO di Indonesia tetapi tidak tercatat karena selama ini tak ada komunitas atau lembaga yang benar-benar serius mengamati UFO,” ungkap Nur.
Karena dianggap sebagai kelompok yang paling mengetahui soal UFO, BETA-UFO saat ini sering menjadi narasumber di berbagai media atau seminar. Bahkan sebuah iklan antena televisi produksi lokal yang berbentuk seperti piring terbang mengutip penjelasan BETA-UFO tentang definisi UFO untuk menarik perhatian.
Tak dibatasi
Nur mengatakan, keanggotaan komunitas ini sangat terbuka. Siapa pun yang merasa punya pengalaman langsung terkait dengan UFO atau sekadar berminat tentang per-UFO-an dipersilakan bergabung. Alhasil, anggota milis BETA-UFO sangat bervariasi dan dari berbagai latar belakang, mulai dari anak SMA sampai ilmuwan bertitel doktor dan pilot Angkatan Udara.Risiko komunitas yang terbuka seperti ini, tak jarang diganggu atau diisengi orang. ”Kami memang tak bisa membatasi apakah informasi yang masuk itu sungguhan atau sekadar hoax, bualan,” ujarnya.
Info atau laporan yang masuk kemudian didiskusikan bersama di milis atau secara langsung saat kegiatan ”kopi darat”. Setiap info diperlakukan sama, tidak langsung diterima mentah-mentah sebagai kebenaran, tetapi juga tidak diolok-olok seolah-olah itu bualan. ”Pertama kali kita harus skeptis, karena banyak penampakan yang dikira UFO sebenarnya cuma balon atau cahaya lain. Setiap ada laporan masuk, kami selalu berusaha mengarahkan si pelapor pada penjelasan-penjelasan normal,” papar Nur.
Tempat berbagi
Dengan cara itu, BETA-UFO kemudian menjadi tempat berbagi yang aman. Orang yang selama ini takut diolok-olok saat menceritakan pengalamannya tentang UFO menjadi memiliki tempat untuk bercerita. ”Salah satu tujuan kami memang menciptakan lingkungan kondusif agar masyarakat mau berpartisipasi dan secara sukarela mengkomunikasikan fenomena UFO,” imbuh Gatot Tri, yang mengaku pernah didatangi dan bahkan diculik makhluk alien.Meski bersifat terbuka, komunitas tersebut membatasi diskusi pada hal-hal yang bersifat ilmiah. Menurut Nur, masih banyak orang Indonesia yang menganggap UFO sebagai bagian dari klenik, seperti jin atau santet. ”Begitu diskusinya mulai masuk ke wilayah klenik atau malah jadi perdebatan keagamaan, langsung kami cut,” tandasnya.
Komunitas BETA-UFO berawal dari bertemunya para peminat UFO di sebuah milis pertengahan 1997. Waktu itu internet masih belum terlalu populer di Indonesia, dan para pengguna internet sering berinteraksi di sebuah milis pertemanan bernama Friendship. ”Itu eranya booming film X-Files di TV. Dan ternyata beberapa orang di milis sangat berminat tentang UFO,” kenang Bayu Yunantias (33), seorang desainer TI di Bandung, yang turut mendirikan BETA-UFO.
Bayu, yang saat itu masih kuliah di ITB, kemudian membuat milis tersendiri khusus peminat UFO dalam laman milik ITB yang beralamat di beta-ufo@itb.ac.id. Saat bersamaan, Nur menjadikan rumahnya di Surabaya menjadi sekretariat resmi BETA-UFO hingga sekarang.
Nur berharap, lima tahun ke depan, komunitas ini bisa menyelenggarakan berbagai acara penting yang berkaitan dengan UFO kepada masyarakat umum dan bisa menyajikan sejumlah bukti mengenai fenomena UFO.
Soal kebenaran tentang apa dan siapa UFO itu sendiri? Seperti sering disebut dalam film X-Files: the truth is out there. Kebenaran sejati ada di luar sana....
[Source: Kompas Online]
aku juga baca ini yang di kompas :)
BalasHapusaku jiston. tanggal 9 bulan 10 2009. kira2 aetengah tujuh petang, aku dan banyak saksi lain yg melihat. kami melihat sejanis lingkaran hitam persis piring terbang melintas di daerah sigumgum pekan baru. apakah itu ufo???
BalasHapusHi Jiston, anda bisa bilang "persis piring terbang" apakah karena bentuknya memang piringan (disc)? Lalu apakah ada ciri-ciri lain yang juga teramati, misalnya cahaya, suara, jejak asap, dll? Barangkali ada yang sempat memotretnya juga?
BalasHapus