Jumat, 07 Agustus 2009

Teknologi Teleportasi di Jaman Nabi Sulaiman

Pengantar:
Tulisan ini dibuat oleh rekan Elfarid dari "Sanggar Mewah" (Mewah = Mepet Sawah), mengenai petunjuk adanya teknologi teleportasi di masa silam pada ayat-ayat Al Qur'an. Menarik untuk ditelaah lebih lanjut (bay)

Tulisan ini masih berkaitan dengan tulisan tentang Nabi Sulaiman sebelumnya. Kisah nabi Sulaiman memindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba’ ke negeri Palestina yang berjarak 2.000 km dalam hitungan detik memancing pemikiran kta untuk mengetahui bagaimana teknik pemindahan singgasana tersebut.

Seperti tercantum dalam Al Qur’an Surat An Naml:

38. Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."

39. Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya."

40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

Keterangan

[1097]. Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.

Dari pembesar-pembesar anak buah Nabi Sulaiman baik dari kalangan jin dan manusia diberi tantangan untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis. Jin Ifrit menyanggupi memindahkan dengan waktu sebelum Nabi Sulaiman berdiri. Tetapi kemampuan jin Ifrit itu dipatahkan oleh seorang yang berilmu (ilmuwan) bernama Asif bin Barkhiya dengan menyanggupi memindahkan singgasana yang letaknya 2.000 km dari Palestina sebelum mata berkedip!

Sekali mata manusia berkedip dalam hitungan detik sedang Asif bin Barkhiya menyanggupi sebelum mata berkedip atau kurang dari satu detik! Kecepatan itu hanya mampu ditandingi oleh kecepatan cahaya. Ini adalah petunjuk penting bahwa pemindahan singgasana ratu Balqis menggunakan teknologi yang sangat maju disebut teleportasi. Teknologi pemindahan materi jarak jauh.

Dari kecepatannya dapat dipastikan teknologi tersebut lebih cepat dari jin Ifrit. Satu-satunya yang mungkin yaitu teknologi dengan memanfaatkan cahaya atau sinar sebagai media untuk teleportasi tersebut. Bisa saja teleportasi dengan sinar laser sudah ada di jaman tersebut sehingga urusan memindahkan singgasana dalam hitungan detik pun hal yang mudah.

Kalau ada yang membantah dan mengatakan itu adalah sihir maka di dalam Al Qur’an pun sudah dibantah. Lihat Surat Al Baqarah ayat 102:

102. Dan mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.

Keterangan:

[77]. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[78]. Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.

[79]. Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi berkata: "Lihatlah Muhammad yang mencampur-baurkan antara haq dengan bathil, yaitu menerangkan Sulaiman (Nabi) digolongkan pada kelompok nabi-nabi, padahal ia seorang ahli sihir yang mengendarai angin." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (S. 2: 102) yang menegaskan bahwa kaum Yahudi lebih mempercayai syaitan daripada iman kepada Allah SWT. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syahr bin Hausyab.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi bertanya kepada Nabi SAW beberapa kali tentang beberapa hal dalam Taurat. Semua pertanyaan mengenai isi Taurat, dijawab oleh Allah dengan menurunkan ayat. Ketika itu mereka menganggap bahwa ayat tersebut dirasakan sebagai bantahan terhadap mereka. Mereka berkata dengan sesamanya: "Orang ini lebih mengetahui daripada kita tentang apa yang diturunkan kepada kita." Di antara masalah yang ditanyakan kepada Nabi SAW ialah tentang sihir. Dan mereka berbantah-bantahanlah dengan Rasulullah tentang hal itu. Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 102) berkenaan dengan peristiwa tersebut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil-'Aliah.)

Asif bin Barkhiya merupakan ilmuwan yang menguasai teknologi teleportasi, bukan ilmu sihir karena sihir selalu menggunakan jin. Sedangkan jin Ifrit yang merupakan jin cerdik pun tidak bisa mengalahkan teknologi itu. Teknologi tinggi bagi orang yang tidak menguasai pun laksana sihir. Seperti di jaman sekarang pun teknologi masih sangat menakjubkan bagi orang awam yang tidak tahu cara kerjanya. Kesimpulannya yaitu teknologi teleportasi sudah dikuasai ilmuwan di jaman Nabi Sulaiman. Tantangan bagi manusia jaman kini untuk kembali menguasasi teknologi itu.

Wallahu ’alam bishawab.

Sragen, 27 September 2007

elfarid

Source: http://elfarid.multiply.com/journal/item/243

11 komentar:

  1. Trims bang, makasih banget tulisanne

    BalasHapus
  2. Penemuan seperti itu sangat dimungkinkan secara akal atau secara logika. Penemuan itu hanya tidak dimungkinkan oleh kejumudan, kekurang-fantasi-an, keterbatasan, dan pandangan yang keliru yang menganggap bahwa perdaban itu menaik seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya ke atas. Peradaban itu sebenarnya naik-turun. Adakalanya sebuah peradaban lenyap setelah mencapai kemajuan tertentu. Misalnya apabila di dunia kita sekarang ini terjadi perang nuklir, maka pengaruh radioaktifnya bisa dirasakan hingga 50,000 tahun kedepan karena itu waktu paruh dari zat radioaktif. Selain itu peradaban banyak yang musnah; gedung-gedung hancur; pabrik-pabrik luluh lantak; sekolah juga; perpustakaan terbakar dan lain-lain; dan lain-lain.

    Orang-orang yang selamat dari peperangan nuklir itu harus mengais-ngais sisa peradaban yang sudah berkeping-keping. Sebagian yang selamat mungkin bisa pindah ke tempat lain dengan pesawat terbang karena fasilitas yang ada sudah hancur semua. Itupun masih dengan catatan bahwa masih ada maskapai penerbangan yang masih beroperasi untuk mengais rezeki. Kalau tidak, maka semua pesawat terbang yang tersisa akan tetap di tempat sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Kalau ia mau terbang maka diperlukan sejumlah avtur untuk memungkinkannya memiliki tenaga untuk terbang. Nah, kalau pabrik bahan bakar sudah musnah juga? Maka pesawat itu akan tetap di tempatnya menunggu waktu. Selain pabrik bahan bakar, pabrik suku cadang pesawat juga belum tentu bisa beroperasi. Pabrik suku cadang pesawat itu juga tidak bisa berdiri sendiri. Ia memerlukan pabrik karet, pabrik plasti, pabrik baja, pabrik besi, pabrik mineral lainnya; selain itu juga perlu pabrik kursi, pabrik komputer, pabrik kawat, pabrik kabel, pabrik ban, pabrik kaca dan lain-lain yang kesemuanya mungkin masih belum bisa beroperasi karena pabrik-pabrik itu juga memerlukan pabrik-pabrik lainnya selain perlu tenaga kerja yang bisa mengoperasikannya. Dalam kurun waktu 50 tahun bisa dipastikan pabrik-pabrik itu masih belum bisa berjalan. Dalam kurun waktu 50 tahun semua pesawat yang selamat kemungkinan sudah rusak di sana-sini. Mereka mungkin menjadi penghuni musium untuk mengenang peradaban yang tinggi yang sudah mereka lalui. 50 tahun kemudian semua pesawat itu kemungkinan juga sudah rusak. Seorang anak akan mendengarkan cerita kakeknya tentang burung besi yang bisa terbang ditunggangi banyak orang. 200 tahun kemudian? Semua artifak kebudayaan itu akan terekam lewat tulisan atau cerita lisan. Orang yang hidup kemudian mungkin ada yang tidak percaya; ada juga yang setengah percaya; ada juga yang sama sekali tidak percaya. Itu lumrah.

    Akan halnya teknologi teleportasi yang diketemukan pada jaman dahulu bisa saja itu suatu kenyataan sejarah yang terekam oleh tulisan kuno (al-Qur'an) dan disampaikan oleh seorang suci dari kota Mekah bernama Muhammad al-Mustofa. Tidak ada yang mengherankan sebetulnya, jadi saya termasuk yang mendukung tulisan anda.

    Wassalam.

    BalasHapus
  3. someday this machine will be created...

    BalasHapus
  4. Allah SWT sudah berbaik hati memberikan "bocoran2" seperti apa sih pencapaian kaum-kaum di masa silam itu... dan ini adalah sinyalemen bahwa manusia sekarang pun sebenarnya bisa mencapai prestasi sedemikian

    wassalam,
    bayu

    BalasHapus
  5. sama-sama mas, semoga mengugah pikiran =)

    BalasHapus
  6. de-konstruksi & re-konstruksi material, konversi materi-energi, dan transmisi pola informasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik (yg notabene adalah energi). secara teori sangat mungkin, secara praktek, kita masih harus berusaha keras :)

    tapi ada masalah bila ingin mengirim manusia. bagaimana mendefinisikan kesadaran dan ruh .. karena kedua hal itu bukan materi :)

    mungkin teleportasi hanya dibatasi untuk benda mati saja tampaknya .. kecuali bila bisa dibuktikan suatu hari nanti setelah teknologi teleport ditemukan, bahwa ruh dan kesadaran senantiasa 'melekat' pada materi manusia, selama Allah masih menentukan bahwa seseorang masih hidup dan belum mati .. :)

    Wallahu a'lam

    BalasHapus
  7. Menarik sekali, saya sendiri sih positive thinking kepada yang kedua :)

    Regards,

    BalasHapus
  8. mana yang lebih cepat antara transfer singgasana ratu Bilqis di zaman Nabi Sulaiman AS. dengan Isra' mi'raj Nabi Muhammad SAW? syukran..

    BalasHapus
  9. Sepertinya Singgasana, soalnya ini kan haynya buituh waktu sekeeap saja

    BalasHapus
  10. Perlu dicatat, sihir disini dalam pengertian ilmu spiritual yang gelap, yang menggunakan bantuan jin untuk mencapai tujuannya. Dan menurut saya betul kalo Asif bin Barkhiya tidak menggunakan sihir karena beliau pasti merupakan orang yang taat beragama.

    Jadi kemungkinan di zaman Nabi Sulaiman telah ada TEKNOLOGI Teleportasi itu, menurut saya, belum bisa dibenarkan.

    Tahukan, di zaman Nabi, Allah swt masih menunjukan Mukjizat2-Nya.

    Mungkin bisa kalian simpulkan sendiri apa maksud perkataan saya. Mohon maaf kalo ada perkataan saya yang kurang berkenan. Cuman sekedar berdiskusi saja :)

    BalasHapus