Image via WikipediaDalam Surah As-Syuura, Ayat 29 (42:29) dari Quran, kita diberitahu, "Dan diantara (tanda-tanda kekuasaan)-Nya adalah penciptaan Surga dan Bumi, dan makhluk-mahluk melata yang Dia sebar pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa untuk mengumpulkan mereka bersama-sama apabila dikehendaki-Nya".
Sebelum melangkah lebih jauh, satu atau dua hal harus kita perhatikan; kata "sama" diterjemahkan sebagai "surga", adalah juga merupakan bahasa Arab untuk "langit".
Orang mungkin beranggapan bahwa bahwa ayat tersebut mengacu pada adanya makhluk-mahluk di langit (yang mana berarti burung), bukan di Surga. Namun demikian, dalam surah 24:41 burung-burung disebutkan secara terpisah dari makhluk langit: "Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan"
Dalam catatan 42:29, Muhammad Asad menyatakan "Dalam Quran, ungkapan "surga dan bumi" selalu menunjukkan alam semesta secara keseluruhan". Al-Quran juga menyebutkan bahwa benda mati juga menyembah Allah: "Apakah mereka tidak melihat ciptaan Allah, (bahkan) di antara benda (mati)-bagaimana bayangan mereka berputar, dari kanan ke kiri, bersujud diri kepada Allah. .. "(16:48). Oleh karena itu, tidak mungkin makhluk yang dibicarakan dalam 42:29 di langit, adalah benda mati ciptaan Tuhan, tidak.
Ayat berikutnya, 16:49 menyatakan "Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi da
n (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Adapun kata yang diterjemahkan sebagai "makhluk melata" di sini adalah sama dengan yang di 42:29 yaitu دَابَّةٍ "Dabbatin" (atau "Dabbatun"), bentuk jamak dari kata "dabbah".
Komentar Asad, "Kata 'dabbah' mencakup setiap makhluk, dengan bentuk fisik yang mampu bergerak secara spontan dan dibedakan dengan mahluk non-fisik, spiritual, yang dikenal sebagai "malaikat". Dengan kata lain, 42:29 mengacu secara khusus kepada jenis mahluk hidup yang ilmu pengetahuan cari-cari, bukan sesuatu entitas metafisik.
Yusuf Ali mengatakan, "Dabbatun: binatang, hidup, makhluk melata dari semua jenis". Ini adalah kata yang sama digunakan dalam 2:164 ,"... dalam segala macam jenis binatang yang Dia sebarkan di bumi ... adalah tanda-tanda bagi orang-orang yang bijaksana, " dan 24: 45, "Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu"
Mengomentari 42:29, Allama Shabbir Ahmad Usmani mengatakan, "Dari ayat ini tampak bahwa seperti di bumi, ada beberapa jenis hewan - makhluk hidup - di langit juga"
Image via WikipediaPada ayat yang sama, Yusuf Ali berkomentar, "Hidup ini tidak terbatas pada planet kecil kita. Adalah suatu spekulasi yang sangat tua untuk membayangkan beberapa bentuk kehidupan seperti manusia ada di planet Mars ... adalah wajar untuk menduga bahwa Hidup dalam beberapa bentuk atau lainnya tersebar pada beberapa dari jutaan benda langit yang tersebar di angkasa luar."
Dari komentar seperti itu, pembaca akan menyadari bahwa cendekiawan Muslim sangat menyadari fakta bahwa 42:29 jelas menyebutkan adanya Alien, mahluk cerdas di luar angkasa sana. (diterjemahkan oleh bayuamus)
bukankah itu jin?
BalasHapusAl-Qur'an membahasakan Jin sebagai Jin, tidak sebagai dabbah. Adapun berdasarkan ciri-ciri yang diterangkan 24:45, dabbah itu terbuat dari air, adapun Muhammad Asad berpendapat kalau dabbah bukanlah mahluk spiritual tapi mahluk dengan wujud fisik, jadi bukan Jin maupun Malaikat.
Hapus