Senin, 25 Februari 2008

Guide: Cloud Chart

Salahsatu tools untuk memperkirakan ketinggian UFO yang tertangkap dalam rekaman video, adalah dengan membandingkan posisinya relatif terhadap ketinggian awan. Mengapa awan? Karena walaupun telihat sama saja dimata pengamat awam, awan sebenarnya terdiri dari beragam jenis berbeda dan masing-masing menempati ketinggian yang pasti, tidak pernah keliru. Masing-masing jenis awan ini bisa dikenali dari bentukan khasnya serta karakter-karakter fisik lainnya yang bisa diamati secara visual.

Secara penggolongan, awan terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan ketinggian sebagai berikut:
  1. Awan Tinggi, terletak antara 6.000 m hingga 13.000 m:
    • Cirrus
    • Cirrocumulus
    • Cirrostratus
  2. Awan Sedang, terletak antara 2.000 m hingga 6.000 m:
    • Altocumulus
    • Altostratus
  3. Awan Rendah, terletak dibawah 2.000 m:
    • Stratus
    • Stratocumulus
    • Nimbostratus
  4. Awan Vertikal, dengan ketinggian antara 0 m hingga 13.000 m:
    • Cumulus
    • Cumulonimbus
    • Contrails; jejak awan akibat semburan gas dari pesawat jet
  5. Lainnya:
    • Lenticular; bentuk awan mirip lensa yang terbentuk karena angin turun di sisi gunung, sering disangka sebagai UFO.
    • Billow / Kelvin-Helmholtz; awan yang terbentuk karena gesekan antara dua lapisan udara paralel yang berbeda arah.
    • Mammatus; bentuk2 menggantung mirip kantung2 payudara pada bagian bawah awan Cumulonimbus
    • Orographic Stratus / Banner Clouds; awan yang terbentuk karena desakan dari contour permukaan bumi
    • Pilleus; smooth capping clouds
  6. Khusus daerah Kutub:
    • Polar Stratospheric / Nacreous
    • Polar Mesospheric / Noctilucent
  7. Kejadian khusus:
    • Pyrocumulus; awan yang terbentuk karena api, lazim ditemui di lokasi-lokasi kebakaran hutan.
Untuk gambar lebih jelasnya, silakan browse ke image gallery berikut ini: http://ufosiana.multiply.com/photos/album/4/Jenis-Jenis_Awan, sedangkan untuk penjelasan lebih mendetail silakan mampir ke Wikipedia. (bay)

Kamis, 21 Februari 2008

Majalah INFO-UFO Indonesia (Gratis)

Link: http://www.betaufo.org/majalah.html

Bagi yang pernah jadi pembaca setia majalah Info-UFO, sekarang bisa mengobati kerinduannya atas satu-satunya majalah Indonesia yang mengulas khusus mengenai Ufologi ini.

Setelah lama tidak terbit, maka sejak Ferbuari 2008 ini Info-UFO telah kembali terbit! Dan lebih bagusnya lagi, bisa anda dapatkan secara GRATIS.

Anda tinggal arahkan browser anda ke link yang termuat di bagian awal tulisan ini, dan masuk ke bagian "majalah" dari homepage, atau "Download" dari menu.

Majalah dalam bentuk eZine ini dibuat dalam format PDF sehingga relatif mudah untuk diakses. Bagi yang hari gini masih belum punya PDF reader, silakan mampir ke Adobe.com untuk mendownload PDF reared (Adobe Reader) versi terbaru, gratis juga.

Semoga penerbitan ulang majalah Info-UFO ini bisa membantu meningkatkan perhatian masyarakat umumnya, dan mereka yang tertarik pada materi UFO khususnya. (bay)

Rabu, 20 Februari 2008

Arsip: BETA-UFO di HU Kompas, 20/01/08

Kebenaran Ada di Luar Sana...


Kompas/Priyambodo/Kompas Images

Komunitas BETA-UFO Indonesia.

Minggu, 20 januari 2008 | 10:51 WIB
DAHONO FITRIANTO

Pernah melihat UFO? Atau diculik ”alien”? Tapi Anda kemudian diolok-olok saat menceritakan hal itu? Jangan khawatir, Anda tidak sendiri....

Sebaris kalimat itu menjadi semacam semboyan atau tag line di brosur komunitas BETA-UFO, sebuah komunitas pengamat fenomena benda terbang tak dikenal (disingkat UFO-unidentified flying object atau benda terbang aneh—BETA—dalam bahasa Indonesia). Tanpa banyak diketahui orang, komunitas tersebut telah aktif mengamati fenomena UFO selama sepuluh tahun belakangan ini.

Nur Agustinus (41), salah seorang pendiri komunitas ini pada 26 Oktober 1997, mengatakan, BETA-UFO adalah komunitas yang serius mengamati fenomena UFO dengan mencatat, menyelidiki, dan menyusun laporan penampakan atau pengalaman yang berhubungan dengan UFO di seluruh Indonesia. ”Tujuannya adalah untuk edukasi publik. Jadi kami bukan kelompok pemuja UFO atau UFO cult,” kata Nur, yang sehari-hari berprofesi sebagai psikolog di Surabaya ini.

Komunitas tersebut saat ini memiliki dua ajang komunikasi, yakni melalui laman mereka di www.betaufo.org dan milis yang beralamat di beta-ufo@yahoogroups.com. Hingga hari Sabtu (19/1), anggota milis tersebut telah mencapai 596 orang dan bertambah terus tiap hari.

Nur dan BETA-UFO sempat menerbitkan majalah INFO UFO, tetapi tak bertahan lama karena kekurangan tenaga redaksi dan dana. Untuk memperingati ulang tahun ke-10 komunitas BETA-UFO, akhir tahun lalu, mereka juga menerbitkan buku berjudul Satu Dekade Perjalanan Komunitas BETA-UFO Indonesia Melacak Fenomena UFO.

Buku yang ditulis Nur dan rekannya sesama anggota BETA-UFO, Gatot Tri R (31), itu diterbitkan sendiri dengan dana patungan dari anggota lain.

Laporan UFO

Segala informasi berkaitan dengan UFO dapat ditemukan pada laman, milis, dan buku tersebut, mulai dari laporan-laporan penampakan UFO, jenis-jenis UFO, sampai usaha untuk menjelaskan apa sebenarnya UFO dan dari mana dia berasal. Di www.betaufo.org, misalnya, orang dapat melihat berbagai foto dan laporan penampakan UFO terbaru dari seluruh Indonesia.

Dalam situs tersebut juga disediakan formulir khusus untuk melaporkan penampakan UFO. ”Sebenarnya, banyak penampakan UFO di Indonesia tetapi tidak tercatat karena selama ini tak ada komunitas atau lembaga yang benar-benar serius mengamati UFO,” ungkap Nur.

Karena dianggap sebagai kelompok yang paling mengetahui soal UFO, BETA-UFO saat ini sering menjadi narasumber di berbagai media atau seminar. Bahkan sebuah iklan antena televisi produksi lokal yang berbentuk seperti piring terbang mengutip penjelasan BETA-UFO tentang definisi UFO untuk menarik perhatian.

Tak dibatasi

Nur mengatakan, keanggotaan komunitas ini sangat terbuka. Siapa pun yang merasa punya pengalaman langsung terkait dengan UFO atau sekadar berminat tentang per-UFO-an dipersilakan bergabung. Alhasil, anggota milis BETA-UFO sangat bervariasi dan dari berbagai latar belakang, mulai dari anak SMA sampai ilmuwan bertitel doktor dan pilot Angkatan Udara.

Risiko komunitas yang terbuka seperti ini, tak jarang diganggu atau diisengi orang. ”Kami memang tak bisa membatasi apakah informasi yang masuk itu sungguhan atau sekadar hoax, bualan,” ujarnya.
Info atau laporan yang masuk kemudian didiskusikan bersama di milis atau secara langsung saat kegiatan ”kopi darat”. Setiap info diperlakukan sama, tidak langsung diterima mentah-mentah sebagai kebenaran, tetapi juga tidak diolok-olok seolah-olah itu bualan. ”Pertama kali kita harus skeptis, karena banyak penampakan yang dikira UFO sebenarnya cuma balon atau cahaya lain. Setiap ada laporan masuk, kami selalu berusaha mengarahkan si pelapor pada penjelasan-penjelasan normal,” papar Nur.

Tempat berbagi

Dengan cara itu, BETA-UFO kemudian menjadi tempat berbagi yang aman. Orang yang selama ini takut diolok-olok saat menceritakan pengalamannya tentang UFO menjadi memiliki tempat untuk bercerita. ”Salah satu tujuan kami memang menciptakan lingkungan kondusif agar masyarakat mau berpartisipasi dan secara sukarela mengkomunikasikan fenomena UFO,” imbuh Gatot Tri, yang mengaku pernah didatangi dan bahkan diculik makhluk alien.

Meski bersifat terbuka, komunitas tersebut membatasi diskusi pada hal-hal yang bersifat ilmiah. Menurut Nur, masih banyak orang Indonesia yang menganggap UFO sebagai bagian dari klenik, seperti jin atau santet. ”Begitu diskusinya mulai masuk ke wilayah klenik atau malah jadi perdebatan keagamaan, langsung kami cut,” tandasnya.

Komunitas BETA-UFO berawal dari bertemunya para peminat UFO di sebuah milis pertengahan 1997. Waktu itu internet masih belum terlalu populer di Indonesia, dan para pengguna internet sering berinteraksi di sebuah milis pertemanan bernama Friendship. ”Itu eranya booming film X-Files di TV. Dan ternyata beberapa orang di milis sangat berminat tentang UFO,” kenang Bayu Yunantias (33), seorang desainer TI di Bandung, yang turut mendirikan BETA-UFO.

Bayu, yang saat itu masih kuliah di ITB, kemudian membuat milis tersendiri khusus peminat UFO dalam laman milik ITB yang beralamat di beta-ufo@itb.ac.id. Saat bersamaan, Nur menjadikan rumahnya di Surabaya menjadi sekretariat resmi BETA-UFO hingga sekarang.

Nur berharap, lima tahun ke depan, komunitas ini bisa menyelenggarakan berbagai acara penting yang berkaitan dengan UFO kepada masyarakat umum dan bisa menyajikan sejumlah bukti mengenai fenomena UFO.

Soal kebenaran tentang apa dan siapa UFO itu sendiri? Seperti sering disebut dalam film X-Files: the truth is out there. Kebenaran sejati ada di luar sana....

[Source: Kompas Online]

Arsip: On air di FeMale Radio Jakarta, 28/08/03

FAG : Circle F - Beta UFO : Ada 123 Kasus Penampakan UFO di Indonesia!
August 26, 2003

FAG : Circle F - "Beta UFO" : Ada 123 Kasus Penampakan UFO di Indonesia !

[femaleradio.com-26/8] Bagi sebagian orang, keberadaan UFO (Unidentified Flying Object) hanyalah isapan jempol belaka. Tapi bagi sekelompok orang yang menamakan diri mereka Beta UFO, keberadaan UFO dapat dipercaya. Bahkan ada di antara mereka pernah melihat langsung UFO ! Hingga kini, Beta UFO -komunitas pemerhati UFO di Indonesia- mencatat terdapat 123 kasus penampakan UFO yang terjadi di Indonesia !

Seperti Ikan Pari

Bagi David kecil, melihat benda-benda terbang seperti pesawat berbagai jenis dan helikopter bukanlah hal asing baginya. Tetapi jika benda terbang itu berbentuk seperti ikan pari, itu adalah pengalaman pertama yang berkesan sekali untuknya. "Saya pernah sekali melihat UFO sewaktu masih kelas 3 SD," ujar David, salah anggota "Beta UFO". Menurut David, kejadian tersebut terjadi pada tahun 1983, sewaktu ia masih tinggal di Irian. "Bentuknya seperti ikan pari dan penampakannya sebentar banget. Jarak UFO itu jauh banget dari saya. Kecil sekali tampaknya, seperti uang logam," tutur David kepada Koespramanto dan Iwan Purwanto dalam acara "Circle F" yang setiap minggunya menghadirkan komunitas-komunitas dari berbagai kalangan.

Pengalaman berkesan itu, disimpan David bertahun-tahun lamanya. Hingga suatu ketika, dia bertemu dengan Bayu dan Lutfi lewat sebuah komunitas online (mailing list) di internet. Ngobrol punya ngobrol, ternyata mereka bertiga memiliki minat yang sama terhadap UFO. Berbeda dengan David yang mengaku sudah pernah melihat langsung UFO, Bayu dan Lutfi mengaku belum pernah melihatnya. Meski begitu, Bayu dan Lutfi percaya akan keberadaan UFO. "Awalnya karena imajinasi saya tentang alam semesta yang luas ini, segala possibilities ada di sana. Gue berimajinasi mestinya juga ada makhluk beradab di situ," ungkap Lutfi.

Walaupun, berawal dari sebuah milis yang tidak mengkhususkan diri pada UFO, tapi dari obrolan online tersebut, cukup banyak orang yang berminat pada UFO. Kebetulan pada tahun 1997 itu, para pemerhati UFO belum ada wadahnya. Sehingga, mereka pun akhirnya berkumpul dan memutuskan untuk membentuk komunitas pemerhati UFO yang dinamakan "Beta UFO".

Kini "Beta UFO" telah berdiri selama 5 tahun. Anggota milis mereka kini juga telah mencapai 300 orang. Mereka pun tidak hanya aktif sekedar berdiskusi tentang UFO, tetapi juga mengumpulkan data kesaksian dari kliping dan orang-orang yang pernah menyaksikan UFO secara langsung, terutama peristiwa yang terjadi di Indonesia. Kesaksian tersebut mereka publikasikan dalam sebuah majalah yang mereka terbitkan sendiri bernama Info UFO dan dalam website "Beta UFO".

123 Kasus !

Dari data yang telah mereka kumpulkan selama periode 1883-2001, tercatat 123 kasus penampakan UFO, untuk di Indonesia saja ! Tiga dari 123 kasus tersebut dapat dibuktikan dengan foto.

Peristiwa penampakan UFO paling tua, terjadi pada tahun 1883 sewaktu gunung berapi Krakatau meletus. Ketika itu, orang-orang yang tengah berada di sana, melihat benda-benda di langit yang bercahaya. Sedangkan penampakan UFO di Indonesia yang paling populer terjadi pada tanggal 22 September 1973 di kawasan pantai Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Peristiwa ini dipotret dan disaksikan secara langsung oleh Ir. Tony Hartono Rusman, yang bekerja di sebuah perusahaan minyak.

Waktu itu, sekitar pukul 15.00 Tony sedang melepas lelah, sehabis makan siang di Quarters Platform pada lantai III kompleks menara pengeboran minyak lepas pantai di ladang minyak Arjuna, 83 km dari pantai Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Tiba-tiba perhatian Tony tertarik pada titik hitam di atas cakrawala yang menuju ke arah ladang minyak dengan bentuk lonjong dan berwarna merah tua. Pada jarak sekitar 10 km, benda tersebut membelok dengan tajam dan menjauh lagi, sehingga membuat lintasan seperti bumerang. Di kejauhan, benda itu naik vertikal ke atas dan hilang dari pemandangan. Kebetulan saat itu, Tony sedang menyandang kamera Olympus, maka dengan segera ia menyetel dan membidikkannya ke arah benda yang muncul tidak lebih dari satu menit itu. Semula Tony tidak sadar bahwa benda yang diabadikannya itu adalah sebuah UFO. Setelah film itu dicuci, tampaklah UFO di atas tanker minyak Arco Arjuna, yang kini sudah menjadi terkenal di seluruh dunia.

Kejadian penampakan UFO lainnya di Indonesia yang sempat difoto adalah kejadian pada tanggal 22 Juni 1977 yang sempat disaksikan oleh Dr. Ir. Aryono Abdul Kadir dan dua rekannya, Ir. Rudianto Ramelan dan Ir. Ananda Soeyoso. Pada waktu itu, mereka tengah melakukan perjalanan dari Surabaya ke arah Malang. Tiba-tiba di suatu tempat, di antara Gempol Porong, salah seorang di antaranya melihat benda langit yang menarik perhatian di sebelah barat jalan raya. Dr. Ariono yang pada dasarnya senang mengamati gejala seperti itu, mengira benda langit itu adalah meteor. Segera ia keluar dari mobil dan memotretnya. Tetapi tiba-tiba terjadi lagi hal yang mengejutkan. Benda langit tadi membelok tajam hampir 90° ke arah selatan dan meninggalkan ekor yang tampak seperti bunga api.

Selain itu, penampakan UFO di atas Gunung Agung Bali, juga sempat difoto oleh turis Jepang yang tengah berlibur. Peristiwa yang disaksikan Ryo Terumato tersebut terjadi pada tanggal 1973.

"Beta UFO" mencatat kejadian penampakan UFO yang paling akhir di Indonesia terjadi pada tahun 2001 lalu. "Penampakannya ada di atas lapangan Ros, Jakarta. Tapi waktu manggil TV, benda itu sudah tidak ada," ungkap Lutfi.

Makhluk Foton

Gejala penampakan UFO dipandang oleh Juhana, pendiri dan penasehat Himpunan Astronomi Amatir Indonesia, dapat dibuktikan melalui koridor astronomi. "Pandangan saya pribadi, saya percaya bahwa UFO itu benar ada. Saya melihat itu dari koridor astronomi dan agama," ungkap Juhana yang memiliki latar belakang pendidikan mechanical engineering ini.

Menurut Juhana, logikanya di alam semesta ini terdapat satu sistem bintang yang terdiri dari bintang yang sejenis dan satu ukuran dengan matahari. Sistem bintang tersebut juga mempunyai planet-planet, sebagai syarat-syarat yang bisa mendukung kondisi seperti bumi. "Jadi why not, kalau dikatakan bahwa UFO itu ada," ujar Juhana kepada Koespramanto dan Iwan Purwanto dalam wawancaranya melalui sambungan telepon.

Juhana menambahkan, hingga saat ini telah ditemukan 50 bintang yang sejenis dan seukuran dengan matahari. Dari 50 bintang itu, sudah ditemukan 100 planet. "Tapi satu dari 100 planet itu belum ada yang memenuhi syarat untuk menyerupai kondisi bumi, karena planetnya itu terdiri dari gas. Jaraknya juga jauh lebih dekat dari jarak matahari kita ke planet Merkurius," tutur Juhana.

Juhana kemudian mengutip buku berjudul "Cosmos" yang ditulis oleh ahli astronomi, Prof. Carl Sagan. "Carl Sagan mengatakan kalau mau bertemu dengan UFO dan alien itu, saatnya sekarang ini, milenium ini," tegas Juhana. Logikanya jika diselidiki, galaksi Bima Sakti ini dihuni oleh 100 milyar sampai 200 milyar bintang salah satunya adalah matahari. Sedangkan, jarak matahari - yang terletak di lengan Orion galaksi Bima Sakti- dengan pusat Bima Sakti adalah sekitar 30 ribu tahun cahaya. Asumsinya jika UFO dan alien ini dianggap makhluk ciptaan Tuhan, maka tubuhnya terdiri dari molekuler atomik seperti kita. "Artinya makhluk demikian selalu tunduk pada hukum gravitasi. Tetapi dari temuan selama ini, dari foto-foto yang ada, sekian persen adalah cahaya-cahaya yang palsu. Tapi kemungkinan itu tetap ada," ujar Juhana. Sementara, UFO itu menurut Prof. Carl Sagan adanya tidak lebih jauh dari 200 tahun cahaya, dari tempat kita ini. "Jadi kalau diperhitungkan dari peradaban alam semesta ini, maka sekarang waktu yang pas untuk berkomunikasi. Tapi nyatanya, kok engga ada satupun yang berkomunikasi dengan UFO dengan menggunakan gelombang radio, seperti yang kita lihat dalam film 'Contact'," ungkap Juhana lagi.

Maka, menurut Juhana, berdasarkan penelitian terakhir tentang ini, barangkali 'mereka' ini lebih maju dari kita. 'Mereka' tidak lagi berkomunikasi dengan menggunakan gelombang radio, melainkan sudah meningkat ke gelombang laser. Karena itu, sekarang ini pada ilmuwan sedang giat melakukan penelitian terhadap gelombang laser tersebut.

Selain itu, Juhana juga memaparkan sebuah teori menarik tentang alien dan UFO. "Jika dilihat dari penampakan UFO yang sifatnya mampu berbelok dengan tajam, artinya mereka mampu merubah dirinya menjadi gelombang sinar, jadi ada vibratornya. Jadi mereka ini dapat berubah dari tubuh molekul atomik menjadi foton," tutur Juhana. "Di Houston, Amerika Serikat, kabarnya ada alien yang tertangkap. Tapi demi keamanan, maka keberadaan alien itu dirahasiakan," kata Juhana lagi.

Diakui Dunia

Untuk menjaring laporan-laporan dari masyarakat mengenai penampakan UFO, Nur Agustinus -salah satu pendiri Beta UFO- sempat memasang iklan pengumuman di harian Jawa Pos. Isi iklan tersebut meminta masyarakat yang mempunyai informasi tentang UFO untuk menyampaikannya kepada Beta UFO. "Selain ada juga data-data yang dikumpulkan sendiri," ungkap Bayu.

Dari laporan-laporan yang masuk ke Beta UFO tersebut, dilakukan penyaringan data untuk menghindari kesaksian yang tidak benar. "Kita punya daftar pertanyaan bagi yang melaporkan penampakan UFO. Jadi, untuk mengetahui apakah benda yang dilihat itu benar-benar UFO atau sekedar burung, misalnya," ujar Bayu. Sebagai organisasi pemerhati UFO, menurut Lutfi, kini keberadaan "Beta UFO" telah diakui sebagai salah satu organisasi di dunia untuk pemerhati UFO dari Indonesia.

Kalaupun, anggota Beta UFO ataupun orang yang mengamati UFO dianggap aneh atau 'nyeleneh', bagi para anggota Beta UFO ini, itu sudah resikonya. Tapi hal tersebut tetap saja tak mempengaruhi keyakinan mereka bahwa manusia tidak sendirian di alam semesta ini dan tidak juga menyurutkan keinginan mereka untuk mencari bukti keberadaan UFO.

UFO, dari dulu hingga kini selalu mengundang pro dan kontra. Ada yang percaya, ada pula yang tidak. Well, the truth is out there

Mailing List "Beta UFO" : beta-ufo@yahoogroups.com
Website "Beta UFO" : http://www.geocities.com/Area51/Dimension/7127/beta-ufo.html

[Source: http://femaleradio.net/2006/index.php?pg=2&nid=436&ct=cari]