Catatan: Tulisan ini merupakan bagian dari kumpulan teori mengenai Asal-Usul UFO, dan merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya disini: http://teknologi.kompasiana.com/2009/12/15/asal-usul-ufo/
Salahsatu encounter bersejarah, dan dianggap sebagai titik awal dari penyelikan UFO di era modern, terjadi sewaktu Kenneth Arnold melihat formasi sembilan UFO terbang diatas Gunung Rainier pada 24 Juni 1947. Arnold, yang saat itu sedang dalam misi pencarian pesawat terbang yang jatuh, tertarik oleh karakter yang aneh dari sembilan pesawat terbang yang ia lihat melintas di kejauhan. Walaupun hanya melihat mereka selama sekitar tiga menit saja, Arnold menduga pesawat-pesawat misterius tersebut terbang dengan perkiraan kecepatan sekitar 1.800 - 1.900 km/jam, dengan menghitung waktu tempuh terhadap jarak antara dua puncak gunung. Ia menggambarkan pesawat-pesawat tersebut memiliki bentuk pipih, tanpa ekor vertikal, dan dengan tampilan sangat reflektif seakan badan pesawat terbuat dari chrome. Gerak laju pesawat-pesawat asing ini digambarkan mirip piringan yang meloncat-loncat jika dilemparkan dipermukaan air.
Atas karakteristik tersebut, pers lalu menamai benda-benda asing itu sebagai "Flying Saucer" atau "Piring Terbang". Istilah yang sebenarnya keliru, karena Kenneth Arnold tidak pernah menyebutkan kalau UFO yang ia lihat berbentuk piringan, namun “bergerak mirip piring yang dilemparkan di permukaan air”. Namun walaupun salah kaprah, istilah ini ternyata bertahan untuk waktu yang sangat lama, bahkan hingga saat kini.
Perkiraan kecepatan yang dilakukan Kenneth Arnold sendiri menimbulkan banyak reaksi tak percaya dari masyarakat dunia penerbangan; mereka tidak percaya ada pesawat yang mampu terbang secepat itu di dunia. Keterkejutan ini cukup beralasan, karena pesawat pancar gas tercepat buatan manusia pada saat itu, pesawat experimental Bell X-1, baru bisa menembus batas kecepatan suara (1.078 km/jam) ketika dipiloti Chuck Yager pada 14 Oktober 1947.
Walaupun Kenneth Arnold telah dianggap pilot berpengalaman sehingga bisa mengenali fenomena alam, atau menebak jenis pesawat terbang dengan cukup tepat, hasil penyelidikan menyatakan ia hanyalah berhalusinasi.
Namun terlepas dari interpretasi pihak otoritas atas kejadian tersebut, seiring berjalannya waktu, dengan semakin banyaknya UFO sighting terjadi dan diamati oleh beragam kalangan masyarakat, fenomena UFO ini mulai dianggap sebagai hal nyata dan bukan sekedar isapan jempol. Terlebih setelah terjadinya suatu tonggak sejarah lainnya; jatuhnya UFO di Roswell
Insiden Roswell 1947
Salahsatu tonggak peristiwa penting dan bersejarah dalam dunia Ufologi terjadi ketika AU AS mengumumkan di surat kabar bahwa mereka telah menemukan reruntuhan piring terbang yang jatuh di Roswell, New Mexico pada 8 Juli 1947.
Hanya 14 hari setelah peristiwa encounter Kenneth Arnold dengan “Piring Terbang”, Jesse Marcel dari kantor pers Roswell Army Air Force Base (RAAF) di New Mexico, mengumumkan bahwa sebuah “piring terbang” telah jatuh di sebuah pertaian tidak jauh dari pangkalan, dan reruntuhannya telah mereka temukan. Roswell AAFB pada saat itu berfungsi sebagai rumah dari satu-satunya skuadron tempur nuklir di dunia – pesawat terbang yang melakukan pemboman Hiroshima and Nagasaki dua tahun sebelumnya diterbangkan dari sini – dan pada saat itu adalah, tentunya, instalasi militer paling tinggi tingkat keamanannya di AS, bahkan mungkin di seluruh dunia.
Walaupun berita fenomenal tersebut lalu diralat pada hari berikutnya, dan kantor pers menyatakan bahwa puing yang ditemukan adalah sisa-sisa balon udara, namun masyarakat telah terlanjur percaya kalau peristiwa tersebut benar terjadi. Apalagi ditambah adanya desas-desus dari beberapa saksi yang sebenarnya dilarang untuk berbicara, atau berani muncul namun dengan identitas disamarkan. Mereka berbicara mengenai lahan luas yang terbakar, dengan torehan cekungan memanjang mirip parit yang sebelumnya tidak ada, penemuan puing-puing dan lembaran-lembaran tipis bahan logam tak dikenal, balok-balok logam dengan tulisan aneh, serta beberapa saksi yang melihat pihak militer mengangkut tubuh manusia kerdil dari lokasi kejadian. Benarkah sebuah pesawat UFO telah jatuh di Roswell?
Pihak militer membantah dengan keras dugaan ini, dan mengatakan bahwa seluruh puing yang berserakan tersebut adalah sisa-sisa reruntuhan balon udara eksperimental rahasia dari “Project Mogul”, yang sekiranya akan dipergunakan untuk keperluan intelijen AU AS dalam masa Perang Dingin dengan negara front Timur. Sedangkan mahluk humanoid kerdil yang mereka angkut dari lokasi, adalah dummy (boneka) yang dipakai pada eksperimen yang gagal tersebut.
Dalam foto yang kemudian dipublikasikan AU AS, Jesse Marcel terlihat sedang berfoto sambil menghadapi serpihan aluminium foil dan kain yang terlihat mirip bekas balon udara. Tapi menurut salahsatu wawancara lama setelah kejadian tersebut, ketika dikonfrontir bahwa sisa-sisa yang terlihat di foto memang nampak seperti serpihan bekas balon udara, Jesse hanya berkomentar "That's not what I found"[1]
Apakah pihak militer AS telah berbohong? Apakah puing-puing logam tersebut memang berasal dari balon udara? Ataukah dari suatu pesawat asing yang berusaha disembunyikan identitasnya dari pengamatan publik?
Beberapa cerita versi komersil menceritakan kalau apa yang jatuh di Roswell sebenarnya adalah pesawat UFO yang ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara rahasia AS. Sedangkan jika dikaitkan dengan faktor alamiah, mungkinkah insiden Roswell ini terkait dengan badai hebat yang terjadi di wilayah itu pada di malam sebelum penemuan puing-puing?
Apapun yang sebenarnya terjadi, insiden Roswell ini telah menjadi tonggak awal bermunculannya penelitian UFO kontemporer di AS, baik yang dilakukan oleh pihak militer maupun ilmuwan dan masyarakat umum secara independent.
Jika pendapat UFO berasal dari peradaban asing di luar angkasa itu benar, pernahkah terjadi kontak antara manusia Bumi dengan peradaban asing tersebut? Bagaimanakah keterlibatan pemerintah negara Adikuasa dalam hal ini?
Project Moondust
Adalah Clifford Stone, pensiunan AD AS yang kemudian muncul menjadi whistleblower, pembuka rahasia kegiatan pemerintah AS selama ini dalam menangani kasus-kasus terkait UFO. Dalam masa pensiunnya, Stone memilih untuk mengungkapkan kepada publik apa yang telah ia lakukan selama 22 tahun bertugas di AD AS; mengamankan sisa-sisa UFO yang jatuh di Bumi. Satuan tugas yang bertanggung jawab untuk tugas ini diberi nama Project Moondust. Lebih jauh lagi, Stone menyatakan kalau dirinya adalah seorang contactee dari total delapan orang yang bertugas di satgas tersebut. Sebagai contactee, tugas utamanya adalah mencoba untuk berkomunikasi secara telepatik dengan para Ufonaut yang ditemukan, suatu kemampuan yang menurutnya merupakan bakat alamiah dan tidak bisa didapat dengan dipelajari. Dari hasil pengalamannya selama bertugas, Stone mengungkapkan bahwa UFO yang mereka temukan memang benar berasal dari luar angkasa, dan kita memang tidak sendirian di alam semesta ini.
Ketika pensiun pada tahun 1989, Stone menyatakan kalau Project Moondust telah mendata adanya 57 spesies berbeda para pengembara antar bintang ini. Jenis "Grey" yang banyak dijadikan icon pop culture atas Alien ini, terdiri dari setidaknya tiga spesies berbeda; beberapa bahkan memiliki tinggi lebih dari manusia. Namun yang paling mengherankan dan menjadi penelitian para ilmuwan Moondust adalah, bahwa sebagian besar dari tamu luar angkasa ini memiliki penampilan yang seperti manusia. Jika berada dalam suatu kumpulan, orang-orang lalu lalang di jalanan misalnya, maka banyak dari para pendatang ini tidak akan bisa dibedakan dari manusia Bumi. Padahal menurut asumsi para ilmuwan Moondust, latar belakang dan lingkungan yang berbeda dari para pendatang ini harusnya mengakibatkan evolusi pertumbuhan fisik yang kontras.
Stone juga menginformasikan bahwa banyak dari UFO yang mereka evakuasi dan amankan masih memiliki bentuk utuh, dan banyak yang kemudian dijadikan subyek retro-engineering untuk dipelajari dan diterapkan teknologinya untuk keperluan militer. Dalam kondisi baik, sebuah pesawat ruang angkasa bangsa-bangsa Alien ini bisa menempuh jarak tahunan cahaya dalam waktu singkat, dan mengatasi berbagai hambatan fisika yang masih menjadi kendala bagi ilmuwan Bumi.
Stone juga menungkapkan kalau banyak dari para pendatang luar angkasa ini kini hidup berasama-sama manusia, dengan profesi manusia, namun tidak ada yang menempati posisi politis karena bertentangan dengan tujuan mereka ada disini. Selama ini mereka memang memilih dengan selektif negara-negara mana saja yang mereka tuju untuk ditinggali, untuk meminimalisir kemungkinan penerimaan yang tidak bersahabat, atau menciptakan histeria massa. Namun Stone juga selalu diperingatkan, bahwa tidak semua misi evakuasi yang ia lakukan akan ditanggapi dengan baik oleh para Alien yang pesawatnya jatuh tersebut.
Konsep Alien yang berbentuk manusia, bersikap ramah dan berasimilasi baik dengan penduduk Bumi, sudah diangkat ke layar televisi sejak lama, dalam serial TV Mork & Mindy yang dibintangi bintang terkenal Robin Williams; dan tentunya, Star Trek. Namun adaptasi layar lebar terkini yang juga mengangkat mengenai informasi Stone mentenai adanya badan rahasia pemerintah yang khusus menangani dan mengatur kunjungan para tamu luar angkasa ini, adalah film Men in Black (MIB).
Kini Stone termasuk salahsatu peneliti UFO yang gigih menuntut pemerintah AS untuk mengeluarkan dokumen-dokumen terkait penelitian UFO dibawah payung Freedom Of Information Act atau FOIA[3]. FOIA memungkinkan masyarakat AS untuk menuntut dibukanya informasi baik total maupun sebagian, atas dokumen-dokumen yang sebelumnya berada dibawah kendali pemerintah AS.
Selain Stone, peneliti yang juga aktif mempraktikkan FOIA kepada departemen-departemen pemerintah AS, adalah John Greenewald, Jr., dengan situsnya The Black Vault. Situsnya itu kini memiliki lebih dari 550.000 dokumen hasil FOIA terkait keterlibatan pemerintah AS dalam proyek-proyek rahasia mengenai UFO, Kloning, Senjata Biologis, Mind Control, Parapsychology, hingga ke komplain mengenai acara TV. Sumber terbesar di dunia untuk dokumen FOIA, selain dari pemerintah AS sendiri.
Stone sendiri percaya, walaupun tidak bisa mendukung dengan bukti data, bahwa masa pengungkapan identitas tamu luar angkasa ini semakin dekat. Ia juga menduga kuat, banyak pihak yang terlibat dalam Project Moondust merasa sudah waktunya informasi mengenai para tamu luar angkasa ini dibukakan ke publik.
Jika Stone adalah seorang contactee yang beruntung bisa terlibat dalam satu satuan tugas khusus, sehingga mendapatkan banyak bantuan tenaga dan data, maka bayak contactee lainnya tidak memiliki fasilitas yang sama. Namun tidak kurang tidak lebih, mereka justru dipilih oleh para pendatang luar angkasa ini untuk menjadi rekan korespondensi, sekaligus juru bicara mereka di Bumi. Dalam hal ini, biasanya para contactee hanya dipilih oleh salahsatu spesies Alien saja, dan mengalami masa kontak yang lama, dimulai sejak mereka masih kecil. Beberapa dari mereka kemudian berani tampil ke muka umum dan menyatakan status spesial mereka tersebut. Banyak yang kemudian menjadi subyek penelitian para skeptis dan debunker selama bertahun-tahun.
Utusan dari luar angkasa
Para contactee, alias mereka yang mengaku bisa berkomunikasi dengan para Ufonaut, menyatakan bahwa UFO adalah kendaraan ruang angkasa dari ras-ras maju di luar angkasa sana. Para tamu misterius ini dikabarkan berasal dari peradaban yang lebih maju daripada Bumi, dan berasal dari gugus bintang yang jauh dari Bumi. Diantara lokasi yang dikabarkan menjadi rumah para pendatang luar angkasa ini, adalah Sirius, Beta Draconis, Pleiades, dan Antares. Salahseorang yang cukup terkenal diantara para saksi ini ialah Billy Meier, yang mengaku mengenal Ufonaut dari ras “Pleiadians” atau “Plejaren” (pleh-yar-en) dari gugus bintang Pleiades.
Billy Meier mengaku telah mendapatkan kunjungan rutin dari ras Plejaren semenjak tahun 1942 saat ia berusia 5 tahun. Ras ini berasal dari tata surya “Tayget” dengan sepuluh planet, dimana empat diantaranya berpenghuni. Tata surya ini menurut mereka berada di suatu tempat berjarak 80 tahun cahaya dibelakang gugus bintang Pleiades, dalam tatanan ruang dan waktu yang berbeda . Pleiades selama ini dikenal sebagai suatu gugus tujuh bintang di rasi Taurus yang berjarak 420 tahun cahaya dari Bumi, dan diperkirakan tidak memiliki planet berpenghuni karena kondisinya tata-suryanya yang masih primordial, tidak memiliki kondisi yang laik huni. Plejaren ini memiliki bentuk tubuh humanoid, atau memiliki karakter yang mirip dengan manusia. Secara fisik, mereka terlihat seperti manusia yang tinggi, berkulit putih, dengan rambut pirang.
Selama kurun waktu kontaknya, ia berhadapan dengan beberapa individu berbeda dalam situasi yang cenderung rahasia. Sedangkan rangkaian kontak "resmi" dimana ia diminta untuk mengabarkan mengenai keberadaan ras Plejaren ini, terjadi semenjak 28 Januari 1975, ketika ia berhubungan dengan duta sekaligus kontak terakhir Billy dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, dengan nama Semjase [4].
Meier berkomunikasi dengan mereka dalam banyak kesempatan. Ia bahkan mendapat kesempatan untuk memotret jenis-jenis pesawat antariksa yang mengunjunginya, yang ia sebut sebagai "Beam Ships", mendapat beberapa sampel logam, merekam suara pesawat tersebut, serta mempelajari beragam hal termasuk masalah ramalan. Dalam website http://www.theyfly.com ia mengaku telah mendapat petunjuk mengenai bencana Tsunami Aceh akhir 2003 semenjak tahun 1976, melalui wawancaranya dengan Semjase, salahsatu Ufonaut dari bangsa Plejaren ini. Menurut Semjase, kegiatan manusia dalam mengeruk bahan tambang dan memberi beban berlebihan pada permukaan bumi (membangun kota-kota) akan mengakibatkan berubahnya keseimbangan putaran bumi dan berujung pada bencana geologis yang dahsyat.
Terlepas dari penentangan kaum skeptis dan ilmuwan orthodox, Billy Meier berhasil mendapatkan pengikut yang tersebar di beberapa negara, dan kemudian menganggap dirinya sebagai Messiah. Dari tahun ke tahun tak jarang para pengikut dan penentang mencoba untuk membuktikan kebenaran atau kebohongan Billy dengan berbagai cara, diantaranya dengan menganalisis rekaman suara pesawat antariska Plejaren, dan hal-hal lain yang menurut Billy ia dapatkan dari tamu antar bintang ini.
Salahseorang contactee lain yang juga terkenal adalah George Adamski, yang mengaku berkomunikasi dengan para Alien dari ras Nordic. Perjumpaan pertamanya dengan Orthon[5], perwakilan ras tersebut, diawali pada 20 Nov 1952 dimana terdapat 12 orang saksi yang mengaku melihat UFO berbentuk kapal selam melayang di udara, ketika sedang bersama-sama Adamski di padang pasir Colorado Desert. Adamski kemudian mengaku dibawa berkeliling ke planet-planet Tata Surya, termasuk Venus tempat Orthon berasal.
Bukunya "Flying Saucers Have Landed" bisa diunduh gratis di sini, sedangkan untuk informasi lain dari Adamski bisa diperoleh dari websitenya disini.
Ras-ras luar angkasa ini dikabarkan datang dengan beragam tujuan, diantaranya untuk mengeluarkan masyarakat Bumi dari kondisi tak menentu ditengah-tengah perebutan kekuasaan oleh negara-negara adi daya, atau mengingatkan penduduk Bumi akan bencana global yang akan terjadi. Ada yang kelihatannya memiliki maksud sinis, namun menurut Stone terkait Project Moondust, sebagian besar hanya memperhatikan Bumi sebagai pihak yang netral; rutin mengawasi, mempelajari, namun tidak mau terlibat dalam kancah perebutan kekuasaan.
Penyelidikan Militer dan Ilmuwan
Langkah berarti yang dilakukan pemerintah AS pasca Perang Dunia II, adalah dengan membentuk beberapa komisi untuk menyelidiki laporan UFO sighting yang banyak bermunculan. Penelitian ini diawali dengan dibentuknya "Project Sign" pada 1947-1949, dilanjutkan dengan "Project Grudge" (1 dan 2) pada 1949 - 1952, dan diakhiri dengan "Project Blue Book" pada 1952 - 1969.
Hal yang membuat Project Blue Book diakhiri, ialah terbitnya "Condon Report" atau "Scientific Study of Unidentified Flying Objects" dari Universitas Colorado di tahun 1968, yang melakukan riset atas perintah AU AS.
Condon Report dibuat oleh tim peneliti University of Colorado yang dikepalai oleh Dr. Edward U. Condon atas perintah AU AS dengan tujuan untuk menyelidiki mengenai perlu atau tidaknya militer AS melakukan penelitian lebih lanjut atas fenomena UFO.
Laporan ini berhasil meyakinkan AU AS bahwa penelitian UFO tidaklah penting dan tidak perlu dilakukan karena tidak memberikan kontribusi apapun pada dunia ilmu pengetahuan, seperti tercermin dalam penelitian selama 21 tahun terakhir (semenjak insiden Roswell).
Laporan lengkap Condon Report ini bisa dibaca disini.
Namun walaupun rata-rata panel penyelidik dari ketiga proyek tadi menyimpulkan bahwa sekitar 90% hingga 95% laporan sighting adalah kesalahan identifikasi, fenomena alam, atau tipuan yang sengaja dibuat, 5% sisanya tetap menjadi misteri yang tidak bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan modern walaupun data yang dikumpulkan cukup lengkap. Sedangkan dari dunia penelitian, beberapa ilmuwan berani untuk memiliki pendapat yang berbeda menanggapi Condon Report ini, diantaranya adalah James E. McDonald, seorang meteorologis di University of Arizona, dan J. Allen Hynek, astronomer sekaligus professior di Northwestern University, yang berani menyatakan secara publik ketidaksetujuan mereka atas kesimpulan panel. Mereka berpendapat bahwa sebagian kecil laporan sighting UFO yang tidak berhasil panel penyelidik pecahkan (5 - 10%) sudah cukup untuk dijadikan bukti bahwa Bumi telah dikunjungi pendatang dari peradaban asing dari luar angkasa.
Extraterrestrial Hypothesis (ETH)
Hynek sendiri adalah salahsatu ilmuwan penasehat pada ketiga proyek penelitian AU AS akan fenomena UFO, yang terlibat sejak mulainya Project Sign (1947), hingga berakhirnya Project Blue Book (1969). Awalnya, Hynek adalah seorang skeptis yang menganggap UFO hanyalah kasus kesalahan identifikasi fenomena alam atau obyek terbang biasa, yang dilaporkan oleh saksi-saksi yang tidak terpercaya. Dalam tahun-tahun pertamanya ia malah berfungsi sebagai seorang debunker, yang bertugas memberikan alasan-alasan logis dan ilmiah bahwa kasus penampakan UFO tidak pernah terjadi.
Namun pendapat ini kemudian berubah setelah Hynek mempelajari ratusan kasus penampakan UFO selama rentang belasan tahun, dimana ia mendapatkan banyak kesaksian yang dibuat oleh anggota masyarakat terpercaya semisal astronomer, pilot, polisi, dan tentara. Ia berpendapat bahwa dari sekian banyaknya penampakan UFO yang terjadi, beberapa diantaranya kemungkinan besar memang asli, dan mungkin saja berasal dari peradaban maju di luar angkasa sana. Pendapat mengenai identitas UFO sebagai kendaraan luar angkasa inilah yang menjadi inti dari teori Extraterrestrial Hypothesis (ETH).
Ditambah dengan pendapatnya bahwa AU AS sama sekali tidak serius dalam mempelajari UFO, dan sekedar berusaha untuk melabel semua kasus penampakan UFO sebagai kesalahan identifikasi atau hoax, setelah Project Blue Book berakhir Hynek kemudian mendirikan CUFOS (Center for UFO Studies), dan melakukan penelitian UFO secara independent hingga akhir hayatnya.
"As a scientist I must be mindful of the past; all too often it has happened that matters of great value to science were overlooked because the new phenomenon did not fit the accepted scientific outlook of the time." ~ J. Allen Hynek
Salahsatu karya Hynek yang terkenal, adalah klasifikasi jenis perjumpaan dengan UFO, yang kemudian menjadi landasan dari judul film Stephen Spielberg; “The Close Encounters of the Third Kind” (1977). Hynek sendiri secara luas dianggap sebagai Bapak konsep Scientific Analysis atas studi tentang UFO, baik terkait laporan maupun jejak yang ditinggalkan penampakan UFO.
Sistem Klasifikasi Hynek:
- NL (Nocturnal Light) Point or extended luminous source observed at night.
- DD (Daylight Disc) Metallic or whitish object seen in the day.
- RV (Radar / Visual) Observation supplemented with radar.
- CE-I (Close Encounter I) Observation of an object in close proximity to the witness (i.e. within 500’)
- CE-II (Close Encounter II) Observation of an object in close proximity to the witness, where physical traces (impression, burn, medical effect, etc.) are left or (electrical effect, heat) are felt
- CE-III (Close Encounter III) Close observation with animate beings associated with the object.
- CE-IV (Close Encounter IV) Abduction of the witness or other direct contact
Sistem klasifikasi lain yang biasa dipakai adalah Sistem Klasifikasi Vallee, seorang Ufolog berkebangsaan Perancis, dianggap memiliki sistem klasifikasi yang lebih lengkap dibanding Hynek, namun kurang ilmiah.
ETH dan Sains
Menyikapi teori ETH, ilmuwan-ilmuwan yang skeptis cenderung memilih untuk tidak mempercayai teori mengenai UFO sebagai tamu antar planet, terutama karena tidak adanya bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mendukung teori tersebut. Adanya laporan saksi mata, bekas-bekas fisik dan kadar radioaktif yang meninggi pada lokasi pendaratan, ataupun foto-foto yang diambil, dianggap masih kurang kuat untuk menjadi landasan bagi suatu kesimpulan ilmiah, apalagi berdasarkan hukum Fisika yang dikenal, perjalanan menembus kecepatan cahaya adalah hal yang tidak mungkin.
Namun walaupun demikian, beberapa dari ilmuwan skeptis ini tidak menutup mata sama sekali akan kemungkinan ini, seperti yang Sir Martin Reese, Carl Sagan dan William Newman percayai, "Absence of evidence doesn't mean evidence of absence" (ketiadaan bukti tidak berarti bukti dari ketiadaan).
Namun diluar dari pertentangan antara Ufolog dan UFO-Skeptis, dalam aplikasi yang berbeda, teori mengenai adanya peradaban maju diluar angkasa ini mendapat dukungan paling besar dari kaum ilmuwan dan pemerintah negara-negara maju. Hal ini terbukti dengan didirikannya beragam fasilitas penelitian untuk meneliti kemungkinan adanya mahluk cerdas diluar angkasa sana, misalnya proyek SETI (Search for Extra Terrestrial Intelligence) yang memanfaatkan rangkaian teleskop-teleskop radio di padang Arecibo, Arizona.
Semenjak beroperasi, proyek SETI telah beberapa kali menangkap kode sinyal yang diduga berasal dari peradaban maju diluar angkasa, namun belum satupun yang berhasil dipecahkan. Salahsatunya adalah yang dikenal sebagai "Wow" Signal yang ditemukan oleh tim Ohio State University pada 15 Agustus 1977 yang hingga kini masih tidak terpecahkan. Data yang didapatkan sendiri bukanlah pesan rahasia berbunyi "Wow", namun lebih kepada adanya anomali terdeteksi pada suatu penginderaan, yang bisa jadi menunjukkan tanda sinyal tersebut berasal dai sumber artifisial.
Interpretasi lebih mendalam mengenai "Wow" Signal ini bisa dibaca disini.
Keraguan atas ETH
Walaupun merupakan salahsatu penggagas, J. Allen Hynek sendiri kemudian muncul sebagai Ufolog yang meragukan teori ETH ini, dan mengajukan suatu ide bahwa mungkin saja UFO ini datang tidak dari bintang yang jauh melainkan dari tempat yang dekat, namun berbeda dimensi. Hal ini menurutnya merupakan penjelasan yang lebih logis terhadap terjadinya ribuan penampakan UFO tiap tahunnya, karena dengan sedemikian banyaknya sighting selama bertahun-tahun, maka UFO tidaklah mungkin berasal dari tempat yang jauh.
Namun sebagian Ufolog tetap bertahan dengan teori ini, diantaranya seperti yang dilakukan oleh James E. Mc Donald, Ufolog sekaligus Doktor di bidang Meteorologi. Menurutnya, ETH bukanlah suatu teori tak terbantahkan namun adalah suatu "working model" yang tidak bisa diabaikan. Pada 7 Juni 1967, melalui kedekatannya dengan U Thant (Maha Thray Sithu U Thant), Sekjen PBB pada masa itu, ia diberikan kesempatan untuk berbicara di hadapan Outer Space Affairs Group PBB.
Pandangan Mc Donald mengenai UFO bisa diunduh dalam tulisan berjudul "Statement on Unidentified Flying Objects" dari sini (PDF).
Adapun Edward J. Ruppelt, mantan pemimpin Project Blue Book, sekaligus individu yang terkenal sebagai penggagas istilah "UFO" menggantikan istilah "Flying Saucers", setelah pensiun dari Project Blue Book kemudian menuliskan sendiri pengalaman dan sudut pandangnya mengenai UFO dalam suatu buku berjudul "The Report on Unidentified Flying Objects". Sebagai kesimpulannya, setelah berhasil membuktikan sebagian besar laporan penampakan UFO sebagai kesalahan idetifikasi, ia tetap mendapati adanya sebagian laporan yang tidak bisa dijelaskan, dan melibatkan adanya peranan teknologi tinggi yang jauh melebihi kemampuan manusia. Iapun menutup bukunya tersebut dengan suatu pernyataan:
"Maybe the earth is being visited by interplanetary spaceships. Only time will tell."
Buku Ruppelt ini bisa dibaca online disini, atau diunduh dari laman Project Guttenberg disini.
Pertanyaan besarnya adalah, dengan munculnya tulisan-tulisan yang menyatakan isi pemikiran para dedengkot dari Project Blue Book, apakah ini menunjukkan bahwa serangkaian penelitian yang dilakukan AU AS telah berhasil membuktikan bahwa UFO hanyalah kesalahan identifikasi? Ataukah justru sebaliknya?
Apakah betul UFO merupakan bukti adanya peradaban maju tak dikenal diluar angkasa sana? Apakah saksi-saksi yang mengaku dapat berkomunikasi dengan Ufonaut mengatakan hal yang sebenarnya? Apakah benar pada saat ini ada ras mahluk asing yang sedang mendatangi Bumi? Ataukah justru sebenarnya mereka telah memantau dan berinteraksi dengan kita (manusia) sejak masa yang sangat lampau?
(Bersambung ke bagian selanjutnya...)
(bay)
Referensi:
[1] http://kevinrandle.blogspot.com/2009/10/roswell-ufo-and-jesse-marcel.html
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Freedom_of_Information_Act_%28United_States%29
[4] http://www.steelmarkonline.com/semjase.htm