Banyuwangi, Pembaruan
Ribuan orang dari berbagai kota di Jawa Timur (Jatim) dan Bali, Selasa (17/11) malam berdatangan secara bergelombang memadati Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Mereka memburu adanya benda bersinar di langit yang jatuh di wilayah tersebut. Kota paling ujung timur dari wilayah Jatim yang mulai 'terbebas' dari aksi teror ninja mau pun pemeriksaan dari warga yang melakukan pengamanan swakarsa di jalan-jalan raya, datang ke Karetan untuk membuktikan adanya benda bercahaya terang warna kuning kebiruan yang memancar dari tengah hutan jati, masuk wilayah Dusun Turain, Desa Karetan.
Cahaya misterius yang dapat dilihat dari beberapa sudut desa di kawasan Kecamatan Purwoharjo sejauh 1 km itu ada sejak dua minggu terakhir. Semula, pancaran sinar terang tersebut disebutkan warga seperti meteor yang jatuh dari langit dan menghujam di tengah hutan jati. Bahkan karena Banyuwangi sedang dilanda keresahan isu dukun santet, sinar misterius itu sempat diisukan sebagai pusat kegiatan kelompok pembantai dukun santet yang disebut ninja. Namun sesudah sekitar seribu penduduk umumnya laki-laki Desa Karetan yang membawa perlengkapan aneka senjata tajam didampingi sejumlah petugas Polsek Purwoharjo yang mengaku penasaran dan ingin mengetahui wujud benda yang memancarkan sinar misterius itu secara beramai-ramai, Minggu (15/11) malam sepakat melakukan pencarian ke pusat cahaya.
Beberapa warga yang ikut dalam rombongan pencarian mengaku tidak menemukan benda tersebut. Belasan wartawan dalam dan luar negeri yang semula bertugas meliput sidang pengadilan delapan tersangka pelaku pembantaian di Pengadilan Negeri Banyuwangi, Senin (16/11) malam bersama-sama datang dan menyaksikan cahaya tersebut. Kamerawan televisi luar negeri tampak mengabadikannya, termasuk beberapa wartawan dalam negeri yang mengambil gambar dengan tustel.
Kapolres Banyuwangi Letkol Pol Drs Edy Murdiono SH yang menyempatkan datang ke Desa Karetan menduga, cahaya itu sebagai bagian dari pecahan benda angkasa (meteor) yang jatuh beberapa waktu lalu. Meteor yang jatuh tersebut bisa jadi merupakan benda pertama dari meteor Lionids yang muncul dalam kurun waktu 33 tahun sekali. "Bisa jadi, benda itu merupakan pecahan pertama meteor Linoids yang belakangan diburu banyak astronom yang berkumpul di Pegunungan Mongolia hingga Thailand Utara," ujarnya.
Comments:
Perhatikan keyword berikut:
+ benda bersinar di langit yang jatuh di wilayah tersebut
+ benda bercahaya terang warna kuning kebiruan yang memancar dari tengah hutan jati
+ ada sejak dua minggu terakhir
+ bersama-sama datang dan menyaksikan cahaya tersebut
Dan yang ini:
+ bagian dari pecahan benda angkasa (meteor) yang jatuh beberapa waktu lalu
Analisis:
Mungkinkah memang meteor? Atau pecahan satelit? Bila ya, tentu pecahan meteor tidak akan menyala terus menerus selama dua minggu, dan pecahan satelit tidak akan jatuh secara bertahap selama dua minggu lamanya. Pecahan meteor juga kecil kemungkinannya bercahaya dengan spektrum warna kuning kebiruan (anyway, kuning kebiruan = ijo?). Apalagi kalau tiba-tiba bercahaya kembali dan bisa diamati banyak orang, tapi benda fisiknya tidak diketemukan.
Kemungkinan UFO: B (Skala A to D)
(bay)
saya baru tahu kalau di indonesia banyak terdapat fenomena aneh seperti ini, saya pikir hanya di luar negeri saja.
BalasHapusItulah dia mas, masalah di Indonesia bukan tidak adanya sighting UFO, melainkan keengganan masyarakat untuk melaporkan kejadian tersebut. Apalagi masyarakat kita kan masih sangat percaya dengan hal-hal gaib dan klenik, jadinya seringkali identifikasi yang pertama muncul saat terjadi UFO sighting adalah bukan UFO, melainkan mistik atau santet atau lainnya =).
BalasHapusDiharapkan dengan penyebaran informasi seperti dalam website ini dan website rekan-rekan ufolog lainnya, pemahaman masyarakat pun akan semakin berkembang.
Btw, untuk daftar sighting UFO di Indonesia, silakan mampir ke situsnya BETA-UFO di: http://betaufo.org/ufo-idx1.html
saya juga pernah melihat benda seperti pecahan meteor, sekitar tahun 2003. arahnya tidak seperti benda jatuh (meteor jatuh) tetapi seperti pesawat terbang (horizontal). Dengan cahaya utama yg besar dan diikuti cahaya lain yg lebih kecil sekitar 3 buah dibelakangnya, makin kebelakang makin kecil. Saya tanyakan dengan orang yg lebih tua itu katanya pusaka yg pulang ke asalnya.
BalasHapusPusaka yang pulang? Atau jangan-jangan fenomena UFO di Indonesia justru sudah teramati sejak ratusan tahun lampau? =)
BalasHapusDugaan sekilas dari saya sih, kemungkinan besar bukan meteor. Soalnya pecahan meteor tidak akan membentuk formasi. Btw, cahaya yang nampak satu warna atau beragam? Konstan atau kerlap-kerlip atau berdenyut? Kecepatan stabil?
satu warna, hanya warna putih dan kerlap-kerlip, cahayanya sebesar bintang kejora. kecepatannya konstan dan berjalan tidsk terlslu cepat, kira2 seperti pesawat terbang, setelah beberapa menit benda itu seperti menukik turun dan cahayanya mulai meredup dan hilang.
BalasHapusGimana tuh mas?? mungkin mas pikir saya bohong, tapi jujur saya melihatnya dan bukan saya sendiri yang melihat. Percaya nggak percaya hal2yang berbau mistik itu memang ada.
BalasHapusLho koq? =)
BalasHapusBtw, anda sendiri lebih percaya itu pusaka, atau UFO?
kalau menurut saya (kembali lagi ke pengertian UFO) ya barang yang kayak gitu memang UFO, objek terbang yang tidak teridentifikasi. Bener ga mas???
BalasHapusTepat sekali mas!
BalasHapusKita nggak bisa mengkonfirmasi apakah itu pusaka, hantu, pesawat ruang angkasa, pesawat rahasia militer, dll. Tapi kita bisa menduga (kuat) bahwa apa yang kita lihat bukanlah pesawat terbang, atau benda langit biasa.... maka dari itu kita bisa mengatakan itulah "UFO" -- Unidentified Flying Object alias Benda Terbang Tak Dikenal.
yang saya lihat memang memenuhi semua kriteria. Terbang, tak dikenal, bercahaya, malam hari.
BalasHapusSebenarnya untuk dua butir terakhir (bercahaya dan malam hari) bukan kriteria dari UFO sighting, secara UFO ada juga yang nggak bercahaya, dan terdeteksi justru dari hilangnya bintang2 di langit latar belakang si UFO, plus, banyak juga sighting terjadi siang hari.
BalasHapusCukup dua yang pertama; terbang, tak dikenal. Untuk menentukan kriteria "tak dikenal"nya, nah ini yang sering ribet, karena persepsi tiap orang bisa berbeda-beda =)